Universitas Muhammadiyah Malang Mulai Kepakan Sayapnya
Posted: July, 12th 2012
Salah
satu pertanda eksistensi sebuah universitas adalah terus berjalannya
pembangunan fisik. Sebab, berbeda dengan pembangunan non-fisik yang
tidak mudah dilihat, maka pembangunan fisik bisa dijadikan ukuran.
Itulah sebabnya, selain terus menata kultur ahlakul karima, sistem
pelayanan dan akademik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga tak
pernah berhenti melakukan pembangunan fisik kampus.
Dua tahun lalu UMM rampung membangun rumah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), perluasan gedung rektorat dan taman baca, kemudian setahun
lalu membangun Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Mahasiswa dan
gedung baru Laboratorium Teknik, tahun ini UMM sedang memacu pembangunan
Rumah Sakit Akademik yang berlokasi di Jl. Tlogomas, sekitar 500 meter
dari kampus III UMM. Tak hanya itu, saat ini juga pembangunan Rusunawa
II dan persiapan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga sedang
berlangsung. Di kawasan dalam kampus, UMM juga membuat dua kawasan baru
untuk konservasi rusa dan kijang bantuan istana Bogor dari presiden BJ. Habibie dan kawasan kebun buah unggulan.
Pembantu
Rektor II Drs. Mursidi, MM, menyatakan UMM harus terus membangun dengan
kemampuan sendiri. Kecuali Rusunawa dan PLTMH yang dibantu pemerintah,
obyek bangunan lainnya sepenuhnya bersumber dari dana UMM. Pada obyek
bantuan pemerintah, UMM memberi dana pendamping untuk melengkapi
fasilitas standar yang diberikan pemerintah.
“Sebagai
perguruan tinggi swasta, UMM memang mengandalkan lebih banyak pada
kemampuan sendiri. Dengan pengelolaan yang baik dan penuh amanah, insya
Allah UMM akan tetap membangun sebagai konsekuensi lembaga yang terus
bergerak maju,” ujar Mursidi.
Sementara
itu, pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UMM (RS UMM) telah dimulai
sejak 22 Juli 2009 lalu. Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang
Sudibyo pada peletakan batu pertama pencanangan pembangunan RS UMM
berharap UMM bisa lebih cepat mencapai world class university dengan dibangunnya RS itu.
Kepala
Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Kampus (P3K) UMM, Ir. Ali
Syaifullah, MT, mengatakan proses pra-pembangunan RS UMM telah
berlangsung sejak dua tahun lalu. Menurutnya, selain membebaskan tanah
yang telah mencapai sekitar tujuh hektar dari sembilan hektar yang
targetkan, UMM sangat memperhatikan kepentingan lingkungan di
sekitarnya. Pihaknya tidak mau ambil risiko ditolak masyarakat setelah
semua proses pembangunan dimulai. “Untuk itu semua ijin ke pemerintah
dan masyarakat sekitar kita selesaikan terlebih dahulu. Bagaimanapun
kita harus memastikan bahwa keberadaan RS kita nantinya akan bermanfaat
bagi masyarakat sekitar sehingga dukungan mereka sangat penting.
Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias,” ujar Ali.
Saat
ini dilokasi RS itu sudah terbangun sebuah masjid berlantai dua dan
satu lantai basement. Rencananya, masjid bergaya arsitek Tiongkok itu
akan menjadi pusat kegiatan perkantoran di lantai basement dan untuk
arena sholat di lantai 1 dan 2.
Rektor Dr. Muhadjir Effendy, MAP, menjelaskan alasan dibangunnya terlebih dahulu masjid di kawasan RS. Pertama,
sebagai fasilitas masyarakat sekitar agar lebih dekat dan mengenal
kawasan RS. Masyarakat bisa memanfaatkan masjid itu sebelum RS selesai
dibangun. Kedua, pada lantai dasar dimanfaatkan sebagai
perkantoran RS untuk sementara, sebelum gedung utama RS selesai sehingga
memudahkan koordinasi pembangunannya. Ketiga, yang paling penting adalah filosofi bahwa membangun moral jauh lebih penting sebelum membangun fisik.
Sedangkan
alasan dipilihnya arsitek Tiongkok dengan tiga lapis atap masjid,
menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana
saja, termasuk ke negeri China. Tiga lapis atap, menurutnya, menandakan
kekuatan Iman, Islam dan Ihsan.
Rektor
menargetkan pembangunan RS itu akan rampung dalam waktu dua tahun
dengan sumber dana UMM sendiri. Meski demikian, pihaknya tidak menutup
kemungkinan masuknya investor yang akan ikut menanamkan investasinya di
RS UMM sebagaimana ketika membangun hotel pendidikan University Inn UMM lima tahun lalu.
Rektor
berharap, RS UMM nantinya akan menjadi pusat pelayanan kesehatan yang
menjangkau semua lapisan masyarakat. Dengan sistem subsidi silang,
masyarakat kurang mampu akan disubsidi untuk mendapatkan pelayanan yang
layak. Selain itu, RS UMM juga diharapkan menjadi pusat riset medis
untuk mengembangkan keilmuan kedokteran, keperawatan dan farmasi. Di
dalamnya juga terdapat pusat rehabilitasi sosial, bahkan bila perlu
rehabilitasi ketergantungan narkoba. (nas)Sumber: www.umm.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar